Biden Upacara Penghormatan Sambut Tentara Korban Bom Kabul
Presiden Joe Biden menggelar upacara penghormatan saat menyambut jasad tentara Amerika Serikat yang tewas dalam insiden bom di bandara Kabul, Afghanistan.
Biden dan istrinya, Jill, terlihat menyambut jenazah itu di Pangkalan Udara Dover, Delaware, pada Minggu (29/8). Jasad para tentara AS itu dipindahkan dari pesawat kargo C-17 ke deretan mobil jenazah.
Pangkalan Dover identik dengan tempat kepulangan anggota militer yang tewas dalam pertempuran. Di AS, menghormati para anggota militer yang gugur di medan perang merupakan salah satu tugas paling penting presiden.
Menteri Pertahanan Lloyd Austin, Menteri Luar Negeri Anthony Blinken, para perwira, dan pejabat lain turut hadir dalam pemindahan jenazah itu. Baik Biden maupun para pejabat lain terlihat menggunakan masker hitam.
Sementara itu, keluarga dari para korban juga turut hadir menyambut para jenazah itu.
Terpisah, dalam pidato Biden di Washington, ia menyebut militer yang tewas adalah pahlawan. Beberapa di antara mereka masih tergolong muda. Usianya baru sekitar 20 tahun.
"Mari kita kenang mereka dalam doa kita," kata Biden, dikutip AFP, Minggu (29/8).
Bagi Biden, kehilangan anak-anak muda itu menyakitkan. Ia pernah merasakan saat anaknya, Beau Biden, meninggal karena kanker otak.
Tentara AS yang tewas dalam serangan bom di Kabul ini sendiri berjumlah 13 orang. Jumlah ini menjadi angka tertinggi sejak 2001, saat Negeri Paman Sam mulai menginvasi Afghanistan.
Kepergian militer AS serta ratusan warga sipil lainnya akibat bom itu terjadi saat tenggat waktu proses evakuasi semakin dekat, yaitu 31 Agustus.
Evakuasi yang kacau di Afghanistan membuat AS menuai kritik pedas, tak terkecuali dari dalam negeri, seperti dari Partai Republik.
"Joe Biden membahayakan pasukan kami karena tak memiliki rencana untuk mengevakuasi," kata salah satu senator dari Partai Republik, Ben Sasse.
Ia juga berkata, "Kami benar-benar berisiko, dan kami berisiko karena presiden sangat lemah."
Pemimpin partai Republik di Senat, Mitch McConnell, juga melontarkan kritik tajam mengenai penarikan pasukan AS dari Afghanistan ini.
"Salah satu kebijakan luar negeri terburuk dalam sejarah Amerika. Jauh lebih buruk daripada Saigon, karena setelah kami meninggalkan Saigon, tak ada teroris Vietnam yang berencana menyerang kami," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]
McConnel juga mengkhawatirkan hari-hari setelah penarikan pasukan AS dari Afghanistan itu.
"Saya takut akan masa depan," katanya.
Meski ada serangan bom yang terjadi pekan lalu, AS tetap melanjutkan proses evakuasi. Sejauh ini, total warga yang berhasil diangkut dari negara itu sebanyak 114 ribu.
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, saat ini masih ada sekitar 250 warga mereka yang menetap di Afghanistan.
Selain itu, ada pula 280 warga lain yang mengidentifikasi diri sebagai warga AS. Namun, mereka belum mengambil keputusan akan angkat kaki atau tetap tinggal di negara yang kini dikuasai Taliban itu.
(isa/has)
0 Response to "Biden Upacara Penghormatan Sambut Tentara Korban Bom Kabul"
Post a Comment